Katanya, cabaran pertama ialah kemajuan teknologi informasi yang mana umat Islam terdedah dengan informasi yang negatif seperti pornografi, orientasi LGBT, pemurtadan agama serta pelbagai games yang membuat mereka ghaflah terhadap kewajiban keagamaan mereka.
"Cabaran kedua, perkembangan demografi membawa konsekuensi pada munculnya masalah masalah sosial dan alam sekitar," katanya ketika membentangkan kertaiudin bers kerjanya berjudul "Kepentingan ihsan dalam menghadapi cabaran geopolitik semasa" dalam Simposium Tarekat Tasawuf Nusantara 2017 di Masjid Putra di sini hari ini.
Kiya Dr Wahfuidin berkata cabaran ketiga ialah dinamika geopolitik di mana kawasan nusntara adalah satu wilayah rebutan dua kuasa besar China dan Barat.
"Proxy war tidak dapat dielakkan dalam bidang bisnes dan ekonomi, teknologi dan media informasi," katanya lagi.
Beliau berkata cabaran keempat ialah ekstrater (Ekstrimisme, radikalisme dan terrorisme) yang mana ketidakadilan dalam bidang politik dan ekonomi menimbulkan kemarahan pihak-pihak yang menjadi korban.
"Ada korban yang berusaha melawan secara legal dan ada yang menempuh cara cara yang illegal lalu menyiapkan barisan pendukung bertindak radikal dan ekstrim," katanya lagi.